BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada dasarnya mahluk hidup memerlukan energi
untuk bertahan hidup dan melekukan segala bentuk aktifitas sehari hari. Energi
ini di peroleh dari makanan yang kita makan. Meskipun makanan harus selalu
cukup untuk mensuplai kebutuhan metabolisem tubuh dan tidak cukup menimbulkan
obesitas juga karna berbagai makanan yang mendukung berbagai
protein,karbohidrat dan lemak. Dimana setiap zat ini harus di perhatikan
keseimbangan dan jenis makanansehingga semua system metabolism dapat di suplai
dengan bahan yang di butuhkan (anonym, 2006).
Energi yang di butuhkan dari setiap
gram karbihidrat waktu oksidasi menjadi karbondioksida dan air adalah 4,1
kalori dan di keluarkan dari lemak adalah 9,3 kalori. Energi yang di keluarkan
dari metabolism protein rata rata diet waktu setiap gram di oksidasi menjadi karbondioksida,
air dan urea adalah 4,35 kalori (Ganong, 2002).
Orang dewasa yang di setarakan di
farmakope umumnya berdasarkan usia dan bobot badan. Orang dewasa dianggap
umumnya mempunyai bobot badan 70 kg. Wanita dan perawakan lebih kecil dan masa
tubuh yang mengandunglebih banyak lemak umumnya,lebih rendah bobot badannya
dari pria. Pendapat mutakhir menganjurkan dosis obat di hitung dari luas
permukaan tubuh.
Maksud dari praktukum yang kami lakukan
yaitu mengukur bobot badan dan menghitung luas permukan tubuh probandus, yang
bertujuan untuk melihat relavansi bobot badan, umur dan luas permukaan tubuh
terhadap perhtungan dosis.
I.3 Prinsip
Percobaan
Melakukan pengukuran bobot badan
menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan meteran sebagai
prosedur untuk menghitung lua permukaan tubuh.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Landasan
Teori
Hipotalamus adalah pusat pengaturan suhu, disini terdapat reseptor suhu,
dan mencatat suhu tubuh. Hipotalamus memperoleh informasi tambahan dari
reseptor suhu kecil sum-sum tulang belakang. Dipusat pengaturan suhu dari
hipotalamus suhu tubuh sesungguhnya jika di bandingkan dengan suhu tubuh ideal
jika terjadi penyimpanan akan diatur, jika suhu tubuh meningkat diatas nilai
ideal adalah cairan darah kulit meningkat di sini volume darah tidak hanya
meningkat lebih banyak pertukaran panas tetapi juga meningkatkan pertukaran
aliran balik dari vena. Vena yang lebih dalam di alihkan ke vena permukaan,
selain itu sekresi keringat di tingkatkan yang mendinginkan permukaan kulit
sehingga menghasilkan garadiet temperatur yang penting untuk pembahasan panas
(anonym, 2006).
Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, dan
oleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.
Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran), dan
penguapan air di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan
melalui urine dan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas
menentukan suhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan
suhu dan karena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang
sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang
relatif konstan (Ganong, 2002).
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh
manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set
point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.
Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas
sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita lakukan untuk
menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak
istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas. (Ganiswara, 1995).
Terdapat beberapa
tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh. Suhu mulut dan ketiak
(aksila) setara, sedangkan suhu rectum rata-rata lebih tinggi 10°F (0,560°C).
Yang sekarang juga tersedia adalah alat pemantau suhu yang memindai panas yang
dikeluarkan oleh gendang telinga dan mengubah suhu ini menjadi ekuivalen oral.
Namun, tidak ada dari pengukuran-pengukuran ini yang merupakan indikasi mutlak
suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi dari pada 1000F dari pada tempat
yang diukur (Hoan, 1999).
II.2 Uraian
Probandus
Klasifikasi
Manusia (Sufi, 2004)
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Sub Filum :
Vertebrata
Super Kelas : Tetrapoda
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies : Homo sapiens
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Timbangan
badan
2. Meteran
b.
Bahan
1. probandus
III.2 Prosedur
Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang
bobot badan probandus dan dicatat datanya
3. Diukur
tinggi badan probandus dan dicatat datanya
4. Data
dari hasil percobaan yangtelah diperolah ditulis dalam tabel
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Pengamatan
a. Tabel hasil pengamatan
No. |
Nama probandus |
Umur |
Jenis kelamin |
Tb |
Bb |
1. |
Alizhar Jam’ah |
18 tahun |
Laki-laki |
165 cm |
44 kg |
2. |
Ririn Iswandari. P |
18 tahun |
perempuan |
148 cm |
49 kg |
No. |
Nama robandus |
Luas permukaan tubuh menurut perhitungan |
1. |
Alizhar Jam’ah |
1,41 m2 |
2. |
Ririn Iswandari. P |
1,53 m2 |
b.
Perhitungan luas permukaan badan
1.
luas permukaan badan pada pria
Luas permukaan badan pada pria = √165.49/3600
=
√2,01
=
1,41 m2
2.
luas permukaan badan pada wanita
Luas permukan badan wanita = √148.49/3600
=
√2,01
=
1,41 m2
IV.2 Pembahasan
Sebelum melakukan percobaan pengukuran
bobot badan dan luas permukaan badan hal yang pertama dilakukan yaitu
menyiapkan alat dan bahan dimana alat yang dipersiapkan yaitu timbangan badan
dan meteran yang berfungsi sebagai alat pengukuran bobot badan dan tinggi
badan, dan bertujuan untuk melihat relevansi bobot badan, umur dan luas
permukaan tubuh terhadap perhitungan dosis.
Dilakukan penimbangan bobot badan dan pengukuran tinggi badan pada probandus yaitu pria dan wanita, dilakukan satu persatu. Setelah proses penimbangan badan dan pengukuran tinggi badan selesai diperoleh data yaitu pada pria (Alizhar Jam’ah) bobot badan yang telah ditimbang yaitu 44 kg dan tinggi badan yang telah diukur yaitu 165 cm. Sedangkan pada wanita (Ririn Iswandari Polingai) hasil dari penimbangan bobot badan yaitu 49 kg dan tinggi badan 148 cm. Yang setelah dihitung luas permukaan tubuh masing-masing probandus pria dan wanita menggunakan rumus luas permukaan tubuh diperoleh data yaitu pada pria luas permukaan tubuhnya 1.41 m2 dan pada wanita yaitu 1,53oC.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan sesuai prosedur kerja yang ada pada buku panduan atau literatur telah
menghasilkan kesimpulan bahwa luas permukaan tubuh pada manusia dapat dihitung
menggunakan rumus luas permukaan tubuh. Pada percobaan yang telah kami
praktikumkan diperoleh hasil perhitungan luas permukaan tubuh yaitu luas
permukaan tubuh pada pria (Alizhar Jam’ah) adalah 1.41 m2 dan luas
permukaan tubuh pada wanita (Ririn Iswandari Polingai) yaitu 1,53 m2.
V.2 Saran
Pada praktikum yang telah kami lakukan
saran kami yaitu pada saat proses penimbangan badan dan pengukuran tinggi badan
sebaiknya timbangan dan meteran dilihat dan diperhatikan secara teliti agar pada saat hasil
perhitungan luas permukaan badan tidak terjadi kesalahan perhitungan ataupun
hal lain yang tidak diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym. 2006. Penuntun
Praktikum Fisiologi Anatomi Manusia. UMI Press: Makassar
Anief. Moh. 19887. Ilmu
Meracik Obat Teori Dan Praktek. UGM Press: Yogyakarta
Gunuswara s, 1978. Farmakope
Dan Terapi. EGC: Jakarta
Genong w. 2002. Fisiologi
Kedokteran. EGC: Jakarta
Posting Komentar
Posting Komentar