laporan kimia organik ekstraksi secara refluks
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemisahan secara destilasi pada prinsipnya adalah
metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara
komponen-komponen yang akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan
titik antar komponen makin besar maka pemisahan secara destilasi akan
berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni
Destilasi terdiri atas destilasi sederhana, destilasi
bertingkat. Destilasi uap dan lain sebagainya, destilasi yng sering digunakan
yaitu destilasi sederhana. Pada destilasi sederhana dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat
volatile. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatinan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Proses
destilasi bertujuan untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air untuk
larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
destilasi merupakan cara yang paling mudah diopersikan dan juga merupakan cara
pemisahan secara dermal adalah efisien.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas perlu adanya
percobaan mengenai destilasi, guna mengenai bagaimana proses destilasi
tersebut, serta mengenai dan memahami cara merangkai alat destilasi.
Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat
penting dalam berbagai industry kimia. Operasi ini bekerja untuk memisahkan
suatu campuran menjadi komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik didih.
Destilasi ini selalu digunakan utuk memisahkan minyak bumi menjadi
fraksi-fraksinya, memisahkan suatu produk kimia dari pengotornya, dan sangat
diperlukan dalam industry obat-obatan.
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani
sekitar pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh
tingginya permintaan akn spritus. Hypathia ddari Alexandria dipercaya telah
menemukan alat untuk destilasi dan zosimus dari Alexandria lah yang berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses destilasi sekitar abad ke -4 benuk
modern destilasi pertama ditemukan oleh ahli-ahli kimia islam pada masa
kekholifaan abbasiah.
1.2 Tujuan
1. Untuk
memahami prinsip ekstraksi secara refluks
2. Untuk
mengetahui prosedur kerja ekstraksi secara refluks
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan ekstraksi refluks
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Landasan teori
Menurut
teori kinetika, molekul dalam cairan berada dalam keadaan konstan dan beberapa
molekul ini bergerak cepat untuk pindah dari cairan untuk membentuk uap diatas
cairan. Uap ini memberikan suatu tekanan pada permukaan cairan,disebut tekanan
uap, tekanan uap merupakan tekanan uap yang berada berdampingan dengan fase
cair atau padat. Maka tekanan uap dapat dikatakan sebagai tekanan dalam wadah tertutup
berisi cairan pada suhu konstan setelah tercapai kesetimbangan cair-uap.tekanan
uap cairan akan meningkat , umumnya secara eksponensial ,dengan bertambahnya
suhu.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah
perbedaan titik didih komponen cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu.
Penguapan diferensial dari suatu campuran cairan merupakan bagian terpenting
dalam proses pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan penampungan material
uap dengan cara pendinginan dan pengembunan dalam kondensor pendingin-air.
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat
cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi
sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai
perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan
bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya
lebih banyak komponen yang sukar menguap.
Dalam industri kimia unit reaksi dan pemisahan
merupakan 2 hal yang penting. Kedua unit tersebut berperan dalam menentukan
kapasitas pabrik sebagai penghasil produk yang memenuhi spesifikasi produk.
Persaingan yang ketat menyebabkan industri mulai mencari cara untuk mendapatkan
proses reaksi dan pemisahan yang mampu member perolehan maksimal dengan
kebutuhan energy dan biaya yang sedikit mungkin.
Metode destilasi yang umum digunakan dalam
produksi minyak atsiri
adalah destilasi air
dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang
sederhana dan membutuhkan
biaya yang lebih rendah
jika dibandingkan dengan destilasi uap.
Namun belum ada
penelitian tentang pengaruh kedua
metode destilasi tersebut
terhadap minyak atsiri yang
dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh
kelenjar minyak, pembuluh–pembuluh,
kantung minyak atau
rambut granular. Sebelum diproses,
sebaiknya bahan tanaman dirajang
(dikecilkan ukurannya) terlebih dahulu. Namun
dalam proses destilasi
tradisional pada umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam,
karena proses pengecilan ukurannya hanya melalui proses
penghancuran sederhana.
Destilasi reaktif merupakan kombinasi dari
reaksi dan destilasi dalam suatu alat. Alat destilasi reaktif ini memiliki
fungsi yang sama dengan reactor yang dirangkai dengan separator. Dibandingkan
system reactorseparator yang terangkai, alat destilasi reaktif memiliki
kelebihan yaitu konversi reaksi yang lebih tinggi, pengurangan biaya konstruksi,
pengurangan beban panas.
Tekanan uap merupakan hasil pergerakan
molekular yang mengalami peningkatan dengan meningkatnya temperatur. Jika
tekanan uap sama atau lebih besar dari tekanan luar, maka cairan akan mendidih
tepat pada temperatur panas penguapan. Pendidihan itu akan berlangsung terus
hingga cairan menguap sempurna atau hingga kesetimbangan antara cairan dan uap
tercapai.
Proses destilasi pada suhu tertentu,
cairan yang setimbang dengan uapnya mempunyai komposisi yang berbeda. Uap
selalu lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil demikian juga
terjadi sebaliknya. Pada suhu berbeda komposisi uap cairannya akan berbeda.
Dengan demikian maka komposisi uap yang setimbang dengan cairannya akan berubah
sejalan dengan perubahan suhu.
Kecepatan
difusi destilasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara
lain susunan bahan dalam ketel, suhu dan tekanan uap,
berat jenis dan kadar air dari bahan, serta berat molekul dari komponen kimia
dalam sampel.
Labu alas bulat merupakan peralatan gelas
yang mempunyai alas bulat dan leher panjang dengan mulut sempit. Labu alas
bulat digunakan untuk memanaskan atau mendidihkan larutan. Pada penggunaan
untuk destilasi maka labu alas bulat ini masih disambung dengan pendingin dan
peralatan gelas yang lain.
Kondensor merupakan peranti penukar kalor
khusus yang digunakan untuk mencairkan uap dengan mengambil kalor. Kalor laten
itu diambil dengan menyerapnya ke dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut
pendingin. Karena suhu pendingin di dalam kondensor itu tentu meningkat karena
itu, maka alat itu dengan demikian juga bekerja sebagai pemanas. Kondensor
dibagi atas 2 golongan yaitu kondensor selonsong dan tabung, dan juga kondensor
kontak. Arus pendingin dan arus uapnya, yang keduanya adalah air, bercampur
secara fisik, dan meninggalkan kondensor sebagai satu arus tunggal.
II. 2 Uraian Bahan
II.2.I Aquadest (Dirjen POM 1979, 96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
Rumus kimia : H2O
Berat
molekul :
18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
II.2.2 Alkohol
(Dirjen POM 1979, 65)
Nama
resmi : Aethanolum
Nama
Lain : Alkohol, etanol,
ethyl alkohol
Rumus
molekul : C2H6O
Berat
molekul :
46,07
Pemerian
: Cairan tidak berwarna,
jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa
panas,mudah terbakar
dan memberikan nyala biruyang tidak berasap.
Kelarutan
: Sangat mudah larut
dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan
: Sebagai zat tambahan,
juga dapat membunuh kuman
BAB
III
METODE
KERJA
III.1 Alat dan bahan
III.1.1 Alat yang digunakann
·
Batu
didih
·
Bunsen
burner
·
Erlenmeyer
·
Gelas
ukur
·
Kaki
tiga
·
Kondensor
liebig
III.1.2 Bahan yang
digunakan
·
Aquadest
·
Etanol
96%
·
Kertas
lensa
·
larutan
sampel
·
tisu
III.2 Prosedur
kerja
a. Dituang 15 ml larutan sampel ke dalam labu destilasi
leher panjang.
b. Disusun perangkat destilasi sederhana.
c. Dimasukkan batu didih kedalam labu destilasi
d. Dilakukan pemanasan dan dilihat suhu selama destilasi
berlangsung
e. Dicatat suhu awal dan akhir tetesan destilat yang di
peroleh
f.
Diukur
volume destilat yang di peroleh
g. Dilakukan pengukuran index bias destilat
BAB
1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Perlakuan |
Pengamatan |
·
Pengukuran volume sampel |
·
90 ml(sampel berwarna kehitaman) |
·
Suhu pada saat pertama kali destilat menetes pada
penampung |
·
Destilat berwarna bening (tidak berwarna) suhu
78-100oc |
·
Suhu konstan pada proses destilasi |
·
Terdapat bau etanol |
·
Suhu pada saat tetesan terakhir destilat pada
penampung |
·
Cairan bening dan bau pekat |
·
Pengukuran volume destilat |
·
Cairan bening |
·
Pemeriksaan indeks bias destilat |
·
Cairan bening |
Perhitungan:
Indeks bias
Ml hasil – ml seharusnya
Ml seharusnya
= 13,23 – 14,7
14,7
= 12,23 ml
B. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai destilasi dengan tujuan untuk
mengetahui prinsip – prinsip destilasi dan mamapu melakukan destilasi di
laboratorium.
Destilasi adalah proses penguapan
cairan, kondensasi dari uap dalam kondensor dan menampung kondensat dalam wadah
penampung. Tujuan dilakukan proses destilasi adalah untuk memisahkan larutan
yang memiliki titik didih yang berbeda dan juga untuk memurnikan zat dalam
bentuk cair. Titik didih merupakan keadaan saat cairan dipanaskan, tekanan uap
cairan meningkat ketitik dimna hanya sama dengan tekanan atmosfir dan cairan
mulai bergelembung (mendidih).Destilasi sederhana adalah proses kondensasi uap
dari cairan yang mendidih dan kondensat yang terbentuk dikumpulkan.
Pada percobaan kali ini, hal pertama
yang dilakukan ialah dituangkan 90 ml larutan anggur kedalam labu destilasi
lalu dimasukkan batu didih kedalam labu destilat, setelah itu disususn
perangkat destilasi sederhana, kemudian
dilakukan pemanasan dan diamati volume destilat yang terbentuk, kemudian
dilakukan pengukuran indeks bias destilat.
Penggunaan batu didih pada proses
destilasi bertujuan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan
tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebabkan panas yang
ada menyebar keseluruh bagian sampel.
Proses pemanasan ini berguna untuk
memanaskan sampel yang terdapat pada labu destilasi serta mempercepat proses
destilasi.
Proses destilasi dianggap selesai yaitu
pada saat naiknya suhu sehingga proses destilasi suda dapat dihentikan.
Prinsip kerja destilasi yaitu suatu zat dalam
larutan tidak sama-sama menguap, maka uap larutan akan memiliki komponen yang
berbeda dengan larutan aslinya. Apabila salah satu zat menguap maka
pemisahannya akan terjadi sempurna.
Adapun tujuan dilakukan proses destilasi
adalah untuk memisahkan larutan yang memiliki titik didih yang berbeda dan juga
untuk memurnikan zat dalam bentuk cair.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tujuan dari
destilasi yaitu untuk memisahkan larutan yang memiliki titik didih yang berbeda
dan juga untuk memurnikan zat dalam bentuk cair.
2.
Volume destilasi
yang diperoleh yaitu sebanyak 13,23 ml.
3.
Warna destilat
yang diperoleh yaitu tidak berwarna (bening).
4.
Indeks bias
destilat yang diperoleh yaitu 12,23 ml.
V.2 Saran
Seharusnya untuk alat
destilasi dilaboratorium disiapkan ada dua agar masing-masing batch lebih fokus
pada hasil destilasi walaupun untuk volume masing-masing batch berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes
RI. 1995. Farmakope indonesia, Edisi
IV , Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim,
2016, The Merck Index on Encyloppedia of
Chemicals, Drug and
Biological,
14th edition, Merck & Co,INC, USA.
Fessenden
dan Fessenden , 1999, Kimia Organik,
jilid 2, Edisi III, Erlangga Pres,
Jakarata.
Reksohadiprojo,
M.S.,1996, Kuliah dan Praktika Kimia
Preparatif, Fakultas
UGM,
Yogyakarta.
Soewandi,J.S.A.,
2010, Petunjuk Praktikum Kimia Organik,
Fakultas Farmasi
Universitas
Katolik Widya Mandala, Surabaya.
Utami,
Dwi., 2009, Petunjuk Praktikum Kimia
Organik II ,Fakultas Farmasi
Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Posting Komentar
Posting Komentar