-->

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT DAN TANAMAN “PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DALAM SUATU EKSTRAK”

Posting Komentar

 

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS OBAT DAN TANAMAN

“PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DALAM SUATU EKSTRAK”




OLEH

KELOMPOK IV

SEPRI DWI ARISTA

LUCKY TRIWIJAYANTO

WAWAN SUDIRA

NURMILA

 

Asisten : Selpirahmawati Saranani, S.Farm.,M.Si

 

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2019


 

DETERMINATION OF TOTAL FALVONOID LEVELS IN AN EXTRACT  

PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DALAM SUATU EKSTRAK

Sepri Dwi Arista, Lucky Triwijayanto, Wawan Sudira, Nurmila

Prodi farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari

ABSTRACT

 

Flavonoids are one of the groups of secondary metabolites that are most commonly found in plant tissues. Flavonoids are included in the class of phenolic compounds with the chemical structure C6-C3-C6. Ginger (Zingiber officinale Rosc) is an Indonesian spice that is very important in daily life, especially in the health sector. The purpose of this study was to determine the total flavonoid levels in ginger extract using UV-vis spectrophotometry. The total flavonoid content was tested using the chang method. The flavonoid spectrum is usually determined in solutions with methanol or ethanol solvents. The typical spectrum of flavonoids consists of two maximal ranges of 230-295 nm (band II) and 300-560 nm (band I).

 

Keywords: Total Flavonoids, Ginger,

 

 

 


 

ABSTRAK

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan rempah-rempah indonesia yang sangat penting dalam kehidupan shari-hari, terutama pada bidang kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan kadar flavonoid total dalam ekstrak jahe menggunakan spektrofotometri UV-vis. Kandungan flavonoid total diuji dengan menggunakan metode chang. Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut metanol atau etanol. Spektrum khas flavonoid terdiri atas dua maksimal pada rentang 230-295 nm (pita II) dan 300-560 nm (pita I).

 

Kata Kunci : Flavonoid total, Jahe,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara yang terkenal akan kekayaan alamnya, yang mana memiliki berbagai jenis tumbuhan yang dapat berkhasiat sebagai obat. Oleh karena itu dilakukanlah berbagai macam penelitian dan pengujian agar khasiat tumbuhan sebagai obat tersebut dapat bersifat lebih rasional dan dipercaya di kalangan masyarakat. Direktorat jendral POM (1991), menemukan ada 283 spesies tumbuhan obat yang sudah terdaftar digunakan oleh industri obat tradisional di Indonesia. WHO (World Health Organization) pada tahun 1985 memprediksi bahwa sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk pemeliharaan kesehatan primernya [2].

Kandungan senyawa kimia yang beragam pada berbagai tumbuhan dijumpai secara tersebar ataupun terpusat pada organ tubuh tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, akar, rimpang, atau kulit batang.

Tanaman berkhasiat di Indonesia yang banyak digunakan untuk pengobatan penyakit secara tradisional diantaranya adalah ekornaga (Rhaphidophora pinnata crocatum Ruiz), sirsak (Annona muricata Linn) dan katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr).

Senyawa flavonoid adalah satu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Markham, 1988). Golongan flavonoid memiliki kerangka karbon yang terdiri atas dua cincin benzene tersubstitusi yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Pengelompokan flavonoid berdasarkan pada cincin heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar (Robinson, 1995). Golongan terbesar flavonoid memiliki cincin piran yang menghubungkan rantai tiga–karbon dengan salah satu cincin benzene (Harborne, 1987).

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbondalam inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tigakarbon yang dapat atau tak dapat membentukcincin ketiga (Markham, 1988) [5].

Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker (Miller,1996) [6].

Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, bunga, buah dan biji. Flavonoid terdiri dari beberapa golongan utama antara lain antosianin ,flavanol dan flavon yang tersebar luas dalam tumbuhan. Sedangkan khalkon, auron, flavonol, dihidrokhalkon, dan isoflavon penyebarannya hanya terbatas pada golongan tertentu saja (Harborne, 1987) [7].

Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut metanol atau etanol. Spektrum khas flavonoid terdiri atas dua maksimal pada rentang 230-295 nm (pita II) dan 300-560 nm (pita I).

METODE

Bahan

Bahan yang digunakan adalah ekstrak jahe, aquadest, AlCl3, Natrium asetat, dan  methanol.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu takar, spektrofotometer ultraviolet- visible, vortex, mikropipet, timbangan analitik, vial, kertas saring dan hot plate.

Jalannya penelitian

Analisis bahan kimia obat dilakukan di laboratorium analisis tanaman obat Farmasi STIKES Mandala waluya dan di laboratorium diagnostik molekuler Analis STIKES Mandala waluya 

Preparasi bahan uji

a.       Pembuatan larutan uji

Ditimbang ekstrak jahe 0,25 mg kemudian dilarutkan dengan metatol sebanyak 25 ml, lalu dipanaskan diatas penangas air selama ± 5 menit, setelah itu didiamkan hingga dingin kemudian dimasukkan kedalam labu ukur dan di mikropipet larutan uji sebanyak 0,1 mikroliter, lalu ditambahkan 0,1  mikroliter AlCl3 10%, kemudian 0,1 mikroliter Na Asetat 1 M dan 2,8 mikroliter aquadest. Selanjutnya dibiarkan kurang lebih 15 menit. Dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-visible.

b.      Pembuatan Larutan standar /pembanding

Ditimbang kuersetin 0,25 gr lalu dilarutkan dengan methanol 25 ml, selanjutnya diambil larutan tersebut sebanyak 50,100,150,200,250,300,350,400,450,500 mikroliter dan dimasukan kedalam labu ukur. Serta ditambahkan aquadest 10 ml disetiap labu ukur. Kemudian dipipet lagi larutan kuersetin dari labu ukur kedalam vial sebanyak 0,1 mikroliter sebanyak 10 vial. Selanjutnya disetiap vial ditambahkan 0,1 AlCl3 10%, 0,1 mikroliter Na Asetat 1 M dan 2,8 mikroliter aquadest. Selanjutnya setiap vial divortex dengan kecepatan 10,20,30,40,50,60,70,80,90,100 ppm. Selanjutnya setiap larutan tersebut di lakukan pembacaan absorbansi pada spektrofotometer Uv-visible.

c.       Pembuatan larutan blanko

Ditimbang kuersetin 0,25 gr lalu dilarutkan dengan methanol 25 ml, selanjutnya diambil larutan tersebut  sebanyak 0,1 mikroliter dan dimasukan kedalam labu ukur. Kemudian dipipet lagi larutan kuersetin dari labu ukur kedalam vial sebanyak 0,1 mikroliter. Selanjutnya ditambahkan 0,1 mikroliter Na Asetat 1 M dan 2,8 mikroliter aquadest. Selanjutnya setiap larutan tersebut di lakukan pembacaan absorbansi pada spektrofotometer Uv-visible.


 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter