-->

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FITOKIMIA EKSTRAKSI MASERASI

Posting Komentar

 LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FITOKIMIA

“EKSTRAKSI : MASERASI”

                                  


  

DISUSUN OLEH :

G.2

 

 

 

 

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2018

 

                                                       

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolit sekunder yang diproduksi oleh berbagai organisme memang tidak memiliki peran yang cukup signifikan terhadap keberlangsungan hidup dari organisme penghasilnya. Namun, metabolit sekunder tersebut memiliki berbagai aktivitas biologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Berbagai aktivitas biologis dari metabolit sekunder antara lain antikanker, antibakteri, antioksidan dan antifungi(Rochman, 2009).

Pemanfaatan metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman dapat dilakukan dengan mengkonsumsi langsung tanaman penghasil metabolit sekunder atau melakukan isolasi terhadap metabolit sekunder yang memilikiaktivitas biologis. Teknik mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari suatu bahan  alam dikenal sebagai ekstraksi(Rochman, 2009).

Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan zat yang diinginkan dari suatu material tanaman. Metode ekstraksi mengandalkan sifat kelarutan dari senyawa yang akan diekstrasi terhadap pelarut yang digunakan. Keberhasilan ekstraksi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga perlu adanya ketelitian dalam memilih metode ekstraksi yang digunakan untuk mengekstrak senyawa metabolit sekunder yang diinginkan(Rochman, 2009).

Pada praktikum kali ini akan dilakukan ekstraksi senyawa metabolit sekunder dengan metode maserasi yakni perendaman sampel dengan pelarut yang cocok. Sampel yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah simplisia daun alu-alu dalam bentuk haksel(Rochman, 2009).


B. Rumusan Masalah

1.    Bagaimana prinsip kerja ekstraksi secara maserasi?

2.    Bagaimana cara mengekstraksi senyawa metabolit sekunder menggunakan ekstraksi secara maserasi?

3.    Apa kelebihan dan kekurangan ekstraksi secara maserasi?

C. Tujuan     

1.    Memahami prinsip ekstraksi secara maserasi.

2.    Mengetahui prosedur kerja ekstraksi secara maserasi.

3.    Memahami kelebihan dan kekurangan ekstraksi secara maserasi.

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tumbuhan Tanaman

a.    Sistematika

b.    Morfologi

c.    Kandungan kimia

d.    Khasiat

II.2 Ekstraksi

a.    Ekstraksi maserasi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstrak dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi (Panji, 2005).

            Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam bahan dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.  

·         Metode  maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai Berikut (Soeparman dkk,2009) :

• Modifikasi maserasi melingkar

• Modifikasi maserasi digesti

• Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat 

• Modifikasi remaserasi 

• Modifikasi dengan mesin pengaduk.

b.    Prinsip metode maserasi

            Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar, terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan keluar dan diganti dengan pelarut yang konsentrasinya rendah (Ansel, 1989).

c.    Kelebihan dan kekurangan metode maserasi

Kelebihan dari metode maserasi adalah (Isrul, 2018) :

1.    Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam

2.    Biaya operasionalnya relatif rendah

3.    Prosesnya relatif hemat penyari

4.    Tanpa pemanasan

Kelemahan dari metode maserasi adalah (Isrul, 2018)  :

1.    Proses penyariannya tidak sempurna

2.    Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari

 

BAB III

ALAT BAHAN DAN METODE KERJA

A. Alat

1.  Bejana maserasi (Toples)

2.  Batang pengaduk

3.  Mangkuk

B. Bahan

1.  Sampel (simplisia daun alu-alu)

2.  etanol 96%

3.  kertas saring

C. Metode kerja

1.  Sampel yang telah dikeringkan diserbukkan sampai derajat halus tertentu

2.  Serbuk sampel daun alu-alu dimasukkan kedalam bejana maserasi

3.  Cairan penyari dimasukkan kedalam bejana maserasi dengan perbandingan ekstrak : pelarut 1:5

4.  Dibiarkan selama 3 x 24 jam sambil sesekali dilakukan pengadukan

5.  Filtrate hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan kertas saring

6.  Hasil ampas hasil ekstraksi di maserasi kembali (remaserasi) sampai filtrate menjadi tidak berwarna

7.  Filtrate diuapkan sehingga didapatkan ekstrak kental.

 

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Hasil pengamatan

1.    Tabel hasil pengamatan

No

Gambar

Hasil pengamatan

1.

Hasil dari maserasi ekstrak daun alu-alu sebanyak 250 gram dalam wadah maserasi dengan penambahan etanol 96% didiamkan selama 3x24 jam memiliki warna hijau kehitaman.

2.

Hasil filtrat maserasi yang didapatkan disaring menggunakan kertas saring atau kain flanel agar terpisah dengan ampas ekstraknya

3.

Hasil filtrat yang telah disaring dimasukkan kedalam Rotary Evaporator untuk dipekatkan

4.

Hasil ekstrak yang telah diuapkan didapatkan ekstrak sempurna berupa ekstrak kental berwarna coklat.

 

Perhitungan :

% rendaman      =

= 

= 7,536 %

Jadi hasil persen rendamen ekstrak maserasi adalah 7,536 %

 

BAB V

PEMBAHASAN

Maserasi adalah proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada suhu ruangan. Maserasi merupakam salah satu metode ekstraksi yang dilakukan melalui perendaman serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Metode ini digunakan untuk mengekstrak zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak, tidak mengembang dalam pengekstrak serta tidak mengandung benzoin (Hargono 1986).

            Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar, terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan keluar dan diganti dengan pelarut yang konsentrasinya rendah (Ansel, 1989)

Kelemahan dari metode maserasi salah satunya ialah proses penyaringannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi 50% saja.

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun alu-alu sebanyak 250 gram. Hal pertama yang dilakukan ialah sampel yang telah dikeringkan diserbukkan sampai drajat halus tertentu, tujuan sampel dikeringkan agar mengurangi kadar air sehingga batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti dan tujuan sampel diserbukkan atau dipotong kecil-kecil agar luas permukaan semakin besar sehingga dapat mempercepat proses pengeringan. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam bejana (Toples) dan ditambahkan cairan penyari dengan perbanding sampel dan pelarut yaitu 1:5, kemudian diekstraksi selama 3x24 jamsambil sesekali dilakukan pengadukan. Diekstraksi selama 3x24 jam agar semua bahan sampel terlarut dalam pelarut dengan sempurna dan tujuan dilakukan pengadukan agar sampel dan pelarut tercampur merata. Lalu filtrat hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan kain flannel, setelah tu filtrate yang telah disaring masukkan kedalam alat rotary evaporator. Prinsip alat ini yaitu membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut didalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009). Kemudian setelah itu filtrate diuapkan sehingga didapatkan ekstrak kental dengan beratnya yaitu 18,84 gram. Selanjutnya dihitung rendamennya sesuai pada rumus perhitungan dengan hasil yang diperoleh yaitu 7,536 %.

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan mengenai ekstraksi dengan       metode maserasi dapat disimpulkan bahwa

1.     Prisip ekstraksi maserasi yaitu merendam serbuk dengan pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya.

2.     Dari hasil percobaan didapatkan hasil filtrat kental dengan berat 18,84 gram dari sampel daun alu-alu sebanyak 250 gram dan dari data tersebut didapatkan persen rendaman dari hasil perhitungan yaitu 7,536%.

B. Saran

Sebaiknya pada bahan yang akan digunakan diperbanyak agar dapat dijadikan bahan perbandingan untuk sampel yang lain.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia : Jakarta

Djoko, Hargono, Dkk., 1989. Sediaan Galenika : Jakarta

Isrul, Muhammad., 2018. Buku Penuntun Fitokimia I. Stikes Mandala Waluya : Kendari.

Panji L,  Yuliani S, 2005. Teknologi Ekstraksi Minyak Nilam . BB Pasca  Panen.

Rochman, D., 2009. Jenis-Jenis Ekstraksi : Jakarta

Soeparman  S, Jatmiko P, 2009. Kinerja Ekstraksi Biji Jarak Pagar Dengan Proses Pelarutan (Solvent Extraction) : Universitas Brawijaya Malang.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter